Getih Ireng

Getih Ireng: Adaptasi Thread Tersadis Jeropoint yang Bikin Penonton Gak Bisa Tidur!

Rekomendasi Film – Getih Ireng menjadi salah satu film horor Indonesia yang paling ditunggu pada tahun ini. Diproduksi oleh Hitmaker Studios, film ini berhasil mencuri perhatian publik karena diadaptasi dari sebuah thread yang dikenal sebagai thread tersadis milik Jeropoint. Sejak pengumuman perilisannya, antusiasme penonton terus meningkat karena kisahnya yang disebut penuh teror psikologis dan adegan mengerikan. Film ini tayang perdana di bioskop mulai 16 Oktober 2025 dan mendapatkan sambutan meriah pada acara press screening di XXI Plaza Senayan. Getih Ireng tidak hanya menampilkan kisah horor biasa tetapi menghadirkan pengalaman sinematik yang mencekam, dengan alur cerita yang dibangun secara rapi serta peningkatan intensitas ketegangan dari awal hingga akhir. Para pemain seperti Titi Kamal dan Darius Sinathrya ikut memperkuat cerita dengan akting yang intens, sehingga film ini meninggalkan kesan mendalam bagi penontonnya.

Awal Cerita dan Pendekatan Misteri yang Efektif

Getih Ireng membuka ceritanya dengan pendekatan misteri yang kuat, langsung membuat penonton penasaran terhadap kisah yang akan terungkap. Pada babak awal film, penonton diperkenalkan dengan latar belakang karakter utama Rina dan Pram, pasangan muda yang mendambakan kehadiran anak. Namun kebahagiaan itu terganggu oleh rangkaian kejadian aneh yang perlahan membangun ketegangan. Penonton mulai mengumpulkan potongan petunjuk mengenai sosok di balik teror yang terus mendekati kehidupan Rina. Penggambaran misteri ini diperkuat oleh sinematografi dan efek suara yang menciptakan atmosfer menegangkan. Di dalam ruang bioskop, banyak penonton terlihat fokus memperhatikan setiap detail adegan untuk menebak arah cerita. Pendekatan awal yang mengandalkan misteri ini menjadi kekuatan penting yang membuat Getih Ireng berbeda dari film horor biasa dan membuat penonton betah mengikuti jalan cerita hingga ke klimaksnya.

“Baca juga: Bukan Sekadar Horor! “Tumbal Darah” Sentil Keras Realita Hidup & Pandemi”

Klimaks Sadis dan Tepuk Tangan Penonton

Bagian klimaks dalam film ini menjadi salah satu momen paling memorable dan meninggalkan kesan kuat bagi penonton. Getih Ireng berhasil membangun ketegangan dari awal hingga mencapai titik ledak yang penuh darah, suara mencekam, serta pertempuran brutal yang mencengangkan. Perpaduan koreografi aksi, pergerakan kamera yang dinamis, serta efek suara yang menyatu sempurna menciptakan pengalaman sinematik yang intens. Saat puncak adegan terjadi, beberapa penonton di ruang press screening bahkan berteriak karena adegannya terasa begitu sadis dan menegangkan. Namun tak lama kemudian tepuk tangan meriah terdengar dari seluruh ruangan, menandakan apresiasi terhadap keberanian film ini dalam menyajikan adegan yang ekstrem. Alur cerita yang semakin kelam ini memperlihatkan penderitaan yang dialami Rina akibat santet yang membuatnya tidak bisa mempertahankan kehamilan, sekaligus menghadirkan aspek emosional yang kuat di balik adegan berdarah.

“Simak juga: Bukan Alexander Graham Bell? Fakta Mengejutkan di Balik Penemu Telepon yang Sebenarnya!”

Entitas Seram dan Akting Para Pemain

Salah satu elemen paling mencolok dari film ini adalah desain entitas menyeramkan yang muncul secara perlahan namun konsisten membangun suasana mencekam. Karakter kakek-kakek misterius yang muncul di beberapa adegan menambah rasa was-was penonton. Wujudnya yang aneh dan nuansa kemunculannya yang tidak dapat ditebak membuat atmosfer ketegangan semakin intens. Akting para pemain menjadi faktor besar yang menghidupkan cerita. Sara Wijayanto tampil luar biasa dengan karakter yang sarat konflik emosional, membawa kedalaman pada setiap adegan yang ia mainkan. Totalitas aktingnya berhasil menyatu dengan nuansa horor yang dibangun. Meskipun terdapat beberapa kelemahan seperti penggunaan CGI yang terlihat kasar pada sebagian adegan, namun keseluruhan performa visual dan akting para pemain tetap mendominasi pengalaman menonton. Penonton tidak hanya dibuat takut tetapi juga dibuat waspada terhadap kemunculan sosok entitas tersebut pada setiap babak cerita.

Kekurangan Teknis yang Tidak Mengurangi Ketegangan

Walaupun film ini mendapat banyak pujian, beberapa kekurangan teknis tetap terlihat jelas oleh penonton yang memperhatikannya. Beberapa dialog terasa kurang menggigit sehingga emosi dalam adegan tertentu menjadi kurang kuat dan tidak maksimal. Efek CGI pada beberapa bagian terlihat kasar sehingga mengurangi kesempurnaan visual yang seharusnya lebih halus. Meskipun begitu, ketegangan yang dibangun sejak awal cerita tetap mendominasi dan menarik perhatian penonton secara konsisten. Nuansa horor yang konsisten menjaga atmosfer mencekam dan membuat alur cerita terasa sangat intens dan menegangkan.

Ritme cerita yang rapi membuat penonton terus fokus dan sulit melepaskan perhatian dari setiap adegan yang muncul. Penampilan para pemain sangat kuat sehingga menambah kedalaman cerita dan meningkatkan pengalaman menonton yang menegangkan. Penggambaran rasa takut menjadi fokus utama dan berhasil menutupi kelemahan teknis yang masih terlihat. Getih Ireng membuktikan bahwa horor lokal bisa tampil berkualitas dan memuaskan ekspektasi penonton Indonesia. Banyak orang merasa sulit tidur setelah menyaksikan film ini di layar lebar karena ketegangan yang sangat intens.